Kelemahan Verifikasi Identitas Biometrik

Posted by

verifikasi identitas biometrik

Anda pasti sudah tidak asing dengan pemindai sidik jari dan pemindai wajah yang biasanya terdapat pada smartphone atau perangkat lain. Pemindai wajah atau sidik jari tersebut biasanya digunakan untuk membuka kunci layar pada smartphone, mengonfirmasi identitas saat melakukan transaksi digital, atau saat melakukan absensi pekerja. Verifikasi identitas dengan wajah atau sidik jari itu disebut dengan verifikasi identitas biometrik. Metode verifikasi identitas ini memungkinkan anda untuk melakukan verifikasi dengan data biologis yang ada pada tubuh, seperti wajah, sidik jari, bahkan suara. Data biologis yang terdapat pada setiap orang tentu berbeda dan kecil kemungkinan dapat dipalsukan.

Namun, meski verifikasi identitas biometrik menggunakan teknologi yang canggih dan menjamin keamanan, kita harus tetap memperhatikan beberapa kelemahan dalam penggunaannya. Meskipun memiliki tingkat akurasi yang tinggi, verifikasi biometrik juga dapat mengalami kesalahan identifikasi. Apalagi saat karakteristik biometrik yang digunakan untuk verifikasi tidak terdeteksi dengan benar, seperti sidik jari yang terluka atau wajah yang tertutup yang dapat menyebabkan kesalahan identifikasi yang merugikan.

Masalah privasi juga menjadi kekhawatiran dalam penggunaan verifikasi biometrik. Penggunaan teknologi ini memerlukan pengumpulan data biometrik yang sensitif, seperti sidik jari, wajah, atau bahkan retina. Ini berbeda dari sistem verifikasi lain yang bisa Anda lakukan secara anonim, seperti hanya perlu memasukkan password, pin, dan sejenisnya tanpa harus menampilkan wajah. Pengguna harus dapat yakin bahwa data biometrik mereka akan dijaga privasinya dengan baik dan memilih layanan yang memiliki keamanan yang berlapis.

Teknologi verifikasi identitas biometrik yang canggih, penerapannya yang sudah meluas dan kemudahan yang diberikan tentunya diminati banyak orang. Namun, penggunaan verifikasi identitas biometrik dapat membuat perusahaan atau organisasi tergantung pada teknologi. Ketergantungan ini dapat menjadi masalah jika terjadi kegagalan teknologi atau masalah lain yang mengganggu pengoperasian sistem biometrik. Oleh karena itu, perusahaan atau organisasi harus mempertimbangkan risiko dan melakukan strategi pengelolaan risiko untuk mengurangi dampak jika masalah biometrik adalah terjadi kegagalan sistem.